Nano-Nano Persahabatan
Siapa sih yang nggak pingin punya sahabat yang abadi?
Mungkin kayak Hannah Montana/Miley Stewart dengan Lily Truscott di serial
Hannah Montana? Atau kayak kisah sahabat sejati di berbagai macam film dan
novel.
Sejak saya menemukan sahabat-sahabat yang akhirnya saya beri
nama BFFTLEWE yang artinya sendiri udah lupa, karena singkatan itu saya ambil
dari salah satu film Disney yang juga saya lupa. Pokoknya yang main Debby Ryan
lah. Setelah saya menemukan sahabat-sahabat saya itu, yang berisi saya, Erma,
dan Atisa. Pokoknya dari SMA, kemana-mana bersama selalu selamanya. Walaupun
persahabatan saya nggak kayak si Miley dan Lily atau di novel-novel ataupun
film. Menurut saya persahabatan kita udah sangat amat baik dan saya sangat
beruntung dengan adanya mereka di hidup gue.
Erma dengan hati yang lembut, kemana-mana selalu nempel sama
gue. Dia udah kayak Mama kedua buat gue. Dia selalu ikutin apa yang saya pilih,
dan saya selalu senang dia masih setia bersahabat dengan gue. Kami punya kontak
batin yang kental, dan itu cukup unik. Dan saya terlalu banyak hasutin hal-hal
kesukaan saya ke dia, dan dia nggak pernah nolak.
Atisa, kenal lewat dunia maya dan sangat-sangat nggak
nyangka banget bisa sahabatan kayak sekarang. Kita punya banyak kesamaan, mulai
dari suka novel, traveler, nonton film, dan fans berat Taylor Swift. Pokoknya
mereka berdua punya kelebihan dan kekurangan masing-masing yang membuat saya betah
sama mereka, dan Alhamdulillah-nya mereka betah sama saya.
Jujur, selama saya mengenal persahabatan, saya pingin banget
punya kisah persahabatan kayak di novel ataupun film. Bagaimana persahabatan
mereka diisi dengan sleepover, cerita hal-hal konyol, nggak sungkan
melakukan hal-hal aneh dan unik, dan itu masih jadi tujuan saya dalam
persahabatan ini. Semacam, visi misi dalam persahabatan.
Setelah dunia SMA menjadi masa-masa remaja yang benar-benar
berkesan, karena telah mempertemukan saya dengan sahabat-sahabat saya sekarang.
Dunia kuliah pun datang. Kami bertiga dipisahkan, saya dan Erma masuk ke
Universitas Negeri yang sama di Malang. Sedangkan Atisa harus masuk di
Universitas Negeri terkemuka di Depok. Awalnya kita semua sepakat memilih
Universitas Negeri di Malang, tapi Allah punya rencana lain.
Di semester awal kami masih bisa menghadapinya, kami
sangat-sangat bersyukur dan berhutang budi dengan kecanggihan teknologi saat
ini. Nggak perlu capek-capek untuk surat menyurat. Semua itu terus berlangsung
di semester kedua, kami masih biasa-biasa aja. Kami masih menjadi BFFTLEWE.
Hingga akhirnya banyak pelajaran yang saya ambil dari trip
terakhir saya di daratan China. Bagaimana rata-rata penduduk disana mempunyai
sikap-sikap yang dingin, kerja keras, dan berjuang untuk dirinya sendiri. Ini
hanya rata-rata aja, entah di suatu daerah mana mereka mempunyai sifat yang
berbeda. Mereka punya sifat-sifat yang jauh beda dengan Negara-negara yang
pernah saya kunjungi. Hingga akhirnya itu terbawa saat saya kembali ke Malang.
Dan saya mengalami perubahan pada diri saya sendiri. Saya mulai kembali pada
sisi penakut gue. Saya takut bersosialisasi, saya jadi kembali ke cangkang, dan
memilih berada di zona aman saya sendiri. Sedangkan Erma mulai menjadi
seseorang yang lebih berani dan keluar dari zona amanya.
Yupz, Erma mulai menjadi wanita pemberani dan dewasa. Dia
mulai melawan rasa takut, serta berbagai macam permasalahan di keluarganya.
Sebenarnya dia takut, tapi dia bisa menghadapinya.
Sepertinya memang tidak ada kisah persahabatan yang indah
seperti di novel ataupun film, yang benar-benar nyata di dunia ini. Karena
semua yang ada di film ataupun di novel yang fiksi belaka. Impian dan
tujuan-tujuan sayatentang persahabatan juga harus sirna. Sayanggak mau menuduh
satu pihak aja, mungkin memang salah kami yang tidak bisa berkomunikasi dengan
baik atas satu sama lain.
Seperti halnya Demi Lovato dan Selena Gomez, mereka
bersahabat sejak kecil. Saat mereka mendapatkan peran yang sama di salah satu
serial anak-anak boneka dinasaurus berwarna ungu bernama ‘Barney’. Mereka
menjalin persahabatan dari kecil hingga remaja. Mereka muncul main film tentang
persahabatan bersama dan membuat lagu tentang persahabatan bersama. Banyak
video-video tentang keakraban atau hal-hal unik atau konyol yang mereka bagikan
di Vlognya.
Hingga akhirnya persahabatan itu musnah. Seperti yang Demi
Lovato bilang di salah satu interview di salah satu acara televisi di Amerika “Saya
pikir itu salah satu hal di mana hal itu
menjadi bagin seseorang untuk berubah dan tumbuh dewasa. Itu merupakan sesuatu
yang terjadi dengan saya” Demi Lovato tidak berani lagi beranggapan lain
tentang kandasnya persahabatannya dengan Selena Gomez. Dan kasus itu juga
terjadi terhadap saya dan salah satu sahabat saya.
“Kenapa kalian nggak coba selesain masalah kalian dulu?”
Saya kasih persamaannya lagi dengan kisah Demi Lovato dan
Selena Gomez. Persahabatan mereka renggang nggak baru-baru ini aja, setelah
Demi meng unfollow Selena di twitter. Persahabatan mereka sempat goyang
karena bedanya pendapat yang terjadi karena kedua belah pihak. Tapi rumor itu
langsung dibantah dengan munculnya foto-foto mereka keluar dinner di
salah satu restoran di Amerika Serikat. Lalu, mereka mulai jarang muncul lagi
bersama. Selena Gomez lebih sering dekat dengan sahabat yang lain yaitu Taylor
Swift dan Jenner bersaudara. Tanggapan Demi perihal itu “Kami semua punya
kesibukkan masing-masing. Tapi, kami masih sering berkomunikasi” ucap Demi
saat di wawancara saat di tengah-tengah kesibukannya memulai konser Neonlights
Tour-nya.
Hingga akhirnya perubahan-perubahan itu memang benar-benar
tidak bisa lagi diluruskan dan memang harus berakhir. Sebenarnya kisah sayanggak
setragis Demi Lovato dan Selena Gomez. Kami masih berteman. Kami sudah
berbicara akan mulai lagi dari awal. So, memang nggak mudah untuk
memulai lagi dari awal.
Memang dulu saya bodoh, saya kemakan emosi, karena nggak
bisa mewujudkan impian persahabatan saya, dan saya langsung memaki dan
memojokkan dia tanpa sebab. Saya berbicara seolah-olah dia aja yang berubah,
padahal saya juga berubah. Hingga akhirnya, saya sadar dia butuh seseorang yang
lebih daripada saya.
Seperti halnya Demi Lovato dan Selena Gomez. Saya pernah
dengar kalau Demi Lovato kurang suka dengan mantan kekasih Selena Gomez yaitu,
Justin Bieber. Mungkin Selena Gomez meminta bantuan sahabatnya soal
permasalahan kisah cintanya tersebut, tapi Demi Lovato belum bisa membantunya
dan oleh sebab itu dia meminta bantuan sang pakar yaitu sahabatnya Taylor
Swift. Dan kisah itu hampir sama dengan kisah saya dan salah satu sahabat saya
ini. Dia butuh seseorang yang bisa membantu permasalahan keluarganya, yang saya
sendiri tidak bisa bantu. Dan dia yang bilang, kalau dia merasa nyaman bersama
si *TaylorSwift* ini. Dan saya setuju kalau dia bersahabat dengan si
*TaylorSwift*.
Walaupun awalnya saya cemburu, ok, mungkin sampai sekarang
masih. Karena saya merasa, dia merebut seseorang yang dari dulu paling dekat
dengan saya. Tapi, memang cuma dia yang bisa membuat sahabat saya ini tersenyum
di tengah masalahnya. Membuat dia menjadi wanita yang lebih berani dan keluar
dari zona amannya. Saya senang, walaupun memang harus perlahan-lahan untuk
merelakan posisi tersebut.
Karena dia berubah, otomatis posisi saya pun berubah. Bumi
berputar, isi-isi di bumi pun ikut berubah dari berputarnya rotasi tersebut.
Jadi, nggak ada satu orang pun di dunia ini yang tidak berubah. Apalagi
masa-masa remaja menuju dewasa seperti ini. Kami masih nyari identitas kami,
dan dia sudah menginjak dewasa lebih dulu dibandingkan saya. Dan dia sudah
memilih jalur yang tepat, yaitu keluar dari cangkangnya tinggal di asah lagi. Dan saya masih mencoba keluar dari zona para kritikus. Saya
masih terlalu banyak memikirkan apa pendapat orang tentang saya, dan itulah
yang masih saya perangi hingga saat ini.
Maaf, kalau BFFTLEWE ini harus berhenti disini. Saya juga
jadi tidak bisa menuliskan kisah kita dalam sebuah novel ataupun cerpen. Maaf,
kalau saya belum bisa jadi sahabat yang baik. Mungkin saya terlalu banyak
menuntut, dan lain sebagainya.
Komentar