Perjalanan Gadis Part III



Angin dan langit kadang masih menemani perjalannanya. Tapi mereka kadang melupakan si  gadis yang kadang sendirian dalam perjalanannya. Mereka punya banyak kesamaan yang membuat mereka semakin akrab. Yang membuat langit lupa mengawasi si gadis. Yang membuat angin melupakan tugasnya untuk mendamping si gadis. Gadis tau mereka berhak mendapatkan hak mereka untuk bersama. Tapi gadis merasa kesepian, karena tidak dianggap. Serasa si gadis hanyalah awan tipis yang kelak akan hilang. Mereka berubah seiring canda tawa yang terus mereka bagi. Mereka melupakan si gadis. Mereka meninggalkan si gadis berjalan sendirian.

Berulang kali si gadis mencoba mengerti. Berulang kali si gadis masuk dalam lingkup mereka. Dan si gadis gagal membuat mereka kembali menatap si gadis. Kini si gadis sendirian, dia seperti terjatuh di sebuah lubang yang gelap. Dia sendirian dalam kegelapan. Si gadis merasa terasingkan dengan semua suara tawa kebahagiaan itu. Si gadis tidak bisa mengembalikan sisi lembut langit. Si gadis menangis karena dia sendirian.

Lalu dia bertemu dengan kunang-kunang cantik. Si gadis seperti pernah mengenalnya. Seperti kunang-kunang itu adalah keluarganya. Kunang-kunang itu bertanya “Kamu kenapa?”

Si gadis malu untuk bercerita. Dia takut merasa pengecut karena tidak bisa mengatasi masalah ini sendirian. Masalah yang hanya dia pendam sendiri, hingga iya akhirnya jatuh kedalam lubang kegelapan ini.

“Aku kesepian. Aku ingin pulang!” isak gadis itu yang mulai menjatuhkan bulir-bulir airmata. Si gadis akhirnya menyerah dan bercerita panjang lebar kepada kunang-kunang.

“Semua orang pasti akan berubah dengan kondisi dan lingkungan yang baru cepat atau lambat. Kamu juga pasti mengalami itu tanpa kamu sadari. Kalian bebas berteman ataupun bersahabat. Tapi kalian masih remaja, ego kalian lebih susah dikontrol. Sebaiknya jangan terlalu banyak dipikirkan. Nanti kamu akan semakin susah untuk melanjutkan perjalananmu. Ini jalan kamu, kamu bebas berteman tanpa kekangan siapapun. Kalau keputusan kamu memang sudah bulat, lanjutkanlah kalau itu memang sudah yang terbaik!”

Si gadis mulai berhenti menangis. Dia masih ingin bertanya lebih kepada kunang-kunang “Tapi aku salah apa? Apa keputusanku sudah benar?”

Kunang-kunang mulai mendaratkan dirinya di kedua lutut si gadis yang sedang dipeluk erat oleh gadis itu. Mereka saling menatap satu sama lain dan kunang-kunang mulai berkata lagi “Setiap orang pasti punya salah. Kalau kamu sudah menyadari salahmu itu dan kamu sudah berusaha mencobanya tapi tidak bisa merubah apa pun. Kamu bisa mencari cara lain untuk merubahnya tanpa harus menjadi masalah. Kamu pasti bisa menghadapinya, mau itu benar atau salah, kamu harus bisa mengantisipasinya terlebih dahulu dan meyakinkan dirimu, inilah yang terbaik!”

“Kamu harus lebih siap belajar untuk dewasa. Waktu terus berjalan, jangan sampai hilang kendali dan jatuh lagi dalam lubang yang sama. Kesalahan dan cobaan adalah pelajaran yang tidak boleh diulang kembali kesalahannya. Jadi, kamu harus bisa pintar-pintar menentukan yang terbaik untuk kamu” kunang-kunang sudah siap-siap untuk terbang lagi. Dan si gadis sudah kembali menghapus jejak-jejak air mata yang sudah mengering di kedua pipinya.
“Jaga diri kamu baik-baik. Carilah teman seperjalanan yang banyak dan ingat! hati-hati dalam memilih teman!” kunang-kunang menyentuh tangan si gadis dan membawanya terbang keluar dari lubang tersebut.

“Terima kasih” si gadis mulai tersenyum dan satu persatu warna pelangi muncul dan ikut tersenyum. Kunang-kunang pun ikut tersenyum dan langsung pergi. Kelak mereka akan bertemu lagi dan bertukar cerita lagi. Kini si gadis harus melanjutkan lagi perjalanannya.

Sang pelangi kadang datang untuk menemuinya. Dia memang tidak berjanji akan terus disampingnya, tapi dia berjanji akan terus menemui sang gadis. Dan si gadis pun tidak keberatan akan hal itu, selama dirinya tidak merasa kesepian.

Bintang-bintang pun mulai memerhatikan langkah sang gadis. Mereka kadang memancarkan sinarnya sekedar untuk memberi cahaya untuk langkah gadis itu. Si gadis senang kunang-kunang datang untuk memperingatkannya tentang arti pertemanan. Kini si gadis tidak akan mengulang kesalahan itu lagi. Si gadis kembali melangkah dengan senyum yang mengembang. Kadang angin menerpanya pelan, dan langitpun menoleh ke arahnya sekilas. Dan si gadis tetap tersenyum.

To be continued… 
 


Komentar

Postingan Populer