Perjalanan Gadis Part II
Si gadis masih melanjutkan perjalanannya yang masih amat panjang. Sang angin berhembus tidak beraturan dan sang langit juga sudah jarang menyapa. Akhir-akhir minggu ini langit seperti tiba-tiba menghilang dan tertutup awan tebal. Kadang angin dan langit sering sibuk sendiri, setelah mereka mulai akrab satu sama lain. Langit seperti lupa akan
tugasnya yang selalu mengawasi dan ada untuk si gadis. Si gadis bingung. Si
gadis memperlambat langkah kakinya. Dia berpikir dalam lamunannya. Apa yang
sudah gadis ini lakukan hingga teman seperjalanannya perlahan-lahan menghilang? Mengapa mereka
meninggalkan dirinya?
Si Gadis duduk diatas batu, dia berpikir sampai kepalanya ingin pecah. Di satu sisi,
dia juga merindukan keluarganya. Dia ingin orang tuanya saja yang
menemani perjalanannya. Bukan sahabat lamanya dan teman barunya. Dia mau orang
tuanya saat ini. Dan gadis itu menangis, membawa hujan bertemu dengan awan.
Mereka bertukar rindu dan sang gadis hanya menangis sendirian. Sang gadis belum berhenti menangis
sedangkan awan dan hujan sudah berpisah kembali. Langit masih sibuk dengan yang
lain disana, sang angin pergi meninggalkan dirinya.
Hujan dan awan seperti saling bertukar rindu dan membiarkan sang gadis terus menerus menangis sendirian. Langit masih sibuk dengan kesibukannya, begitupun dengan angin yang tak kunjung datang menemaninya. Sampai hujan dan awan pun berpisah, sang gadis masih saja menangis sesenggukkan. Langit masih sibuk dengan yang lain disana dan sang angin pergi meninggalkan dirinya.
Tiba-tiba air mata itu berhenti, sang gadis merenungkan
dirinya. Mencoba mencerna semua kejadian ini. Kenapa dia harus menangis? Dia
memang sendiri, tapi diluar sana masih ada seseorang yang mau menemaninya. Masih
banyak orang yang mau menjadi teman seperjalanannya. Sang gadis hanya harus
sabar menunggu. Sang gadis harus berani tersenyum untuk teman seperjalanannya
yang lain. Karena tuhan punya berbagai rencana untuk umatnya. Tuhan suka
memberikan cobaan kepada umatnya. Karena tuhan tahu, umatnya belajar menjadi
kuat dari berbagai cobaan hidup yang dialami umatnya.
Begitu pun dengan sang gadis, ketika tangisnya reda. Dia
mengapus kasar bulir-bulir air mata penuh emosi itu. Dia menghapusnya dan
menggantinya dengan sebuah senyuman baru. Dan datanglah pelangi yang tersenyum
kepadanya. Senyuman yang membuat sang gadis merasa yakin akan langkah
selanjutnya. Memang sang gadis masih mempertimbangkan teman seperjalanannya yang
tiba-tiba menghilang. Mungkin sang gadis harus berusaha mengerti teman
seperjalanannya itu dan mencoba tersenyum kembali. Sang gadis memang merindukan
orang tuanya, tapi dia punya mimpi. Dia akan membawa mimpi itu kepada orang tuanya.
Kelak dia akan berhasil. Dia akan berhasil menjadi seorang gadis yang sudah ia
impikan dan yang orang tuanya banggakan.
Cobaan ini, hanya batu kerikil yang membuat sang gadis
menangis karena kesakitan. Cobaan ini, hanya membuatnya lebih sabar lagi. Dia
memang sekarang kesepian, tapi lihatlah ada pelangi yang mengikuti langkahnya
kini. Pelangi itu memang tidak memberi janji akan selalu di sampingnya. Tapi
sang gadis senang warna-warna dalam pelangi itu selalu lengkap menemani
perjalanannya.
Ya, sang gadis mencoba lagi melangkah secara perlahan tapi
pasti. Sang gadis tau, masalah yang dibelakang hanya sebuah pengalaman untuk di
masa depan. Bahwa, semua pelajaran tidak hanya didapatkan di sekolah tapi dalam
hidupmu sendiri.
To Be Continued...
Ok, ini lanjutan dari 'Perjalanan Gadis Remaja' yang udah aku post bulan September lalu. Dan ini adalah part lanjutannya dan akan masih ada lanjutannya lagi. So, yang kemarin kelewatan atau
belum baca, boleh mampir ke blog aku atau klik link ini Perjalanan Gadis Remaja
Komentar