You are Natural Disaster



Pipi merah merona. Yuyu Kangkang. Kepedeanmu. Sepak bola. Kebencianku padamu yang selalu meledekku. Sakit, tapi membuat hati merindu. Lelucon yang selalu membuatku jengkel. Rasa malu yang membuatku menyesal. Ketidak pekaan dirimu yang membuatku terluka, tetapi tetap bertahan. Perih tapi sulit dilupakan. Rindu melakukan hal-hal itu lagi denganmu.

Masa SMA-ku memang tidak semenarik yang kukira. Menjadi gadis pemalu, tidak populer, dan menjadi gadis di baris belakang. Tiba-tiba sebuah perasaan muncul, karena mereka-mereka yang menentukan. Percuma aku mengelak dan menolak, toh... pada akhirnya aku mencintaimu. Perasaan itu hadir tanpa diundang dengan kasih sayang, tapi dengan penolakan yang tak terbantah dan berubah perlahan-lahan menjadi sebuah cinta yang sulit lepas. Perasaan yang semakin hari, semakin dalam hinggap di hatiku.

Berhari-hari melihatmu dengan teman wanitamu, membuat hati ini terkoyak. Ada kalanya aku ingin sekali menjadi psikopat, menculikmu, dan menjadikanmu milikku. Tapi aku tidak sejahat dan sebodoh itu. Melakukan hal yang tidak mungkin juga aku akan lakukan. Tapi aku ingin sekali diberi keberanian untuk mengajakmu berbincang hanya sekedar berbicara tentang pelajaran atau hal yang kau sukai. Tapi, semua itu malah berakhir dengan sikapku yang dingin, dan kamu yang terus-menerus mengejekku.

Kini kau malah mengumbar kemesraan yang tidak sanggup lagi aku tahan perihnya. Sulit menerima kecemburuan itu. Bayangkan saja seorang Melvin yang terbakar api cemburu karena melihat Jenna foto dengan teman prianya langsung terbang dari Jakarta ke Bali. Bagaimana dengan aku yang melihatmu berfoto dengan kekasihmu, yang seharusnya itu aku.

Sulit berandai-andai kalau semua perempuan yang bersamamu itu aku. Sulit berandai-andai, bahwa aku yang kamu anggap cantik. Sulit berandai-andai akulah yang kamu kejar-kejar. Sulit berandai-andai bahwa aku yang kamu pilih. Kalau aku hanyalah angin yang mampir di sore hari.

Sudah banyak eksperimen dan segala perubahan kulakukan hanya untuk menarik perhatianmu. Tapi aku bagaikan daun yang jatuh, yang tak mungkin kau lihat apalagi kau perhatikan layaknya primadona, seperti tanaman langka yang unik nan indah.

 Aku sang pemilik hati, berdiri di tengah badai. Di tampar beribu cemburu, amarah, sedih, benci, kesal, dan penyesalan. Aku yang masih berdiri di tengah badai itu, meminta sebuah jawaban yang pasti. Itu semua berawal karena sebuah cinta yang aku punya untukmu. Aku sudah melakukan berbagai hal untuk keluar dari badai itu. Mencoba menerima dengan kata “Move on”. Tapi semuanya tidak bekerja dengan semestinya, untuk membantuku keluar dari badai ini.

Pikiranku kalut di buru api. Sayangnya aku bukan ‘Katniss Everdeen’ si perempuan api. Api yang berawal dari cinta, membara bersama rasa lelah menunggu, semakin memburuku bersama kegalauan akan cinta yang tak terbalas. Berusaha membakarku. Seandainya aku ‘Katniss Everdeen’ aku yang akan kembali membakar semua perasaan yang tidak seharusnya terjadi pada diriku.

Aku sudah berjuta kali membuat perasaan ini hilang. Menjauhimu, membencimu, mengelak semua perasaan. Aku sudah mencoba sebisaku. Dan pada akhirnya aku tumbang, berakhir dengan patah hati dan hati yang terluka. Dan sekarang semua ini terasa sulit, hanya waktu yang akan menjawab. Setidaknya aku butuh jawaban itu sekarang, dan aku harap jawaban itu kamu. Karena yang aku mau cuma kamu, si pencipta badai yang mengoyak hatiku, dan membakar semua tubuhku dengan gelora cinta satu sisi.


Komentar

Postingan Populer