Maya Dan Arif (Cerpen)



            Dahulu ada seorang ibu muda yang saling bertetanggan dalam suatu gang kecil yang berisi kontrakan rumah kecil-kecil. Mereka sudah mulai akrab satu sama lain, semenjak ibu muda yang baru saja pindah ke tempat tersebut. Ibu muda yang sudah lebih lama menetap disitu sering membantunya dalam urusan merawat bayi hingga urusan rumah tangga. Ibu muda yang baru pindah kesitu, baru saja mempunyai anak perempuan yang baru berumur 4 bulan. Sedangkan ibu muda yang sudah lama, juga sudah mempunyai anak laki-laki yang berumur 1 tahun lebih 8 bulan. Keakraban ibu-ibu muda terus terjalin hingga ke anak-anak mereka. Hingga akhirnya ibu muda yang sebelumnya punya anak perempuan melahirkan seorang anak putra ketika anak perempuan itu berumur 3,5 tahun. Ibu yang satu juga ingin menambah momongan, tapi sepertinya tinggal disini membuatnya sulit untuk mendapat momongan. Padahal sebelumnya dia sudah mensugesti dirinya, kalau sahabatnya itu bisa mendapat momongan lagi, kenapa dia tidak. Akhirnya selama dua tahun dia menunggu dia tetap tidak bisa mendapat momongan lagi.

            Dan anak-anak mereka semakin akrab, dari hari ke hari, bulan ke bulan, hingga tahun  ke tahun. Apalagi hubungan anak pertama mereka Maya dan Arif. Arif yang merasa lebih tua daripada Maya, membuat Arif selalu melindungi Maya dari apapun juga. Arif juga selalu ada buat Maya, membuatnya tersenyum, mengajari suatu hal yang seru, bermain bersama. Hingga akhirnya diumur Arif yang sudah harus masuk sekolah Taman Kanak. Dia mulai disibukkan dengan kegiatan sekolah seperti, membaca, menulis, dan kegiatan lain di sekolah. Dan dia juga menemukan teman-teman yang asyik di sekolahnya. Sedangkan Maya mulai bosan dengan seringnya Arif sekolah dan waktu bermain mereka berkurang. Arif juga sering bercerita tentang asyiknya bersekolah, membuat Maya iri, dan juga ingin pergi ke sekolah.

            Maya menangis dan membujuk kepada orang tuanya agar dia bisa sekolah seperti Arif. "Papa... Maya juga pingin sekolah kaya abang. Ya pa? Ya ma?" rengek Maya kepada orang tuanya. Karena kedua anak itu dekat, Maya memanggil Arif dengan Abang sedangkan Arif tetap memanggilnya Maya. Orang tua Maya tidak mau menyekolahkan Maya diumurnya yang masih belia, dia masih 3,5 tahun. Ternyata malam setelahnya, Maya demam tinggi dia terus menggingil dan mengigau dia ingin sekolah. Akhirnya orang tua Maya menitipkan putri kecilnya dimana Arif sekolah. Dia tidak di daftarkan ke sekolah itu, dia juga tidak punya seragam. Dia hanya mengikuti kegiatan selama di sekolah. Karena sebenarnya dia belum cukup umur untuk bersekolah. Tapi setelah satu minggu Maya disana, Maya sudah bisa baca dan menulis dengan lancar. Akhirnya pihak sekolah menyuruh orang tua Maya untuk bersekolah saja di tempat itu. Setelah Arif lulus dari TK dan masuk ke jenjang selanjutnya yaitu, SD. Dia juga harus pindah rumah, karena ibunya yang juga ingin punya momongan.

            Maya merasa sedih dengan kepindahan Arif. Tapi itu tidak berlangsung lama. Seminggu tiga kali ibu Maya akan dengan setia mengajak Maya main ke rumah Arif yang bisa ditempuh dalam waktu 10 menit dari rumah Maya. Setelah kepindahan Arif beserta keluarga, akhirnya ibu Arif hamil dan akhirnya mempunyai anak perempuan yang sangat cantik bernama Salsa. Salsa beda 2,5 tahun dari adiknya Maya yang bernama Vino. Mereka semua masih tetap mengunjungi satu sama lain. Mereka masih menginap secara bergantian di rumah mereka masing-masing. Apapun kesukaan Arif, Maya akan setia mengikuti abangnya.

            Arif pernah mengikuti lomba mewarnai, dan Maya pun juga mengikuti lomba tersebut. Tak menyangka bahwa Maya yang mendapat juara sedangkan Arif tidak. Arif menangis dan memusuhi Maya selama beberapa hari. Arif jarang berkunjung ke rumah Maya dalam beberapa hari. Membuat Maya terpaksa sepulang sekolah dia mengunjungi rumah Arif tanpa izin orang tuanya. Dan entah apa yang terjadi mereka kembali bersahabat seperti dulu.

            Arif sudah duduk dibangku SMP tahun terakhir, sedangkan Maya baru duduk dibangku SMP. Dulu Arif pernah mengikuti ekskul Taekwondo, dan ketika ia masuk SMP. Maya juga mengambil ekskul yang sama dengan Arif. Tapi ternyata keluarga Arif punya rencana lain yang membuat Maya sedih. Karena tidak satupun yang memberi tahu Maya kalau mereka sekeluarga akan pindah ke Bekasi. Maya bingung, harus berbagi cerita, kegiatan, dengan siapa lagi. Hanya 'abangnya' itu yang mengerti dia. Mereka tidak pernah bertengkar separah kejadian lomba mewarnai itu. Ketika mereka hanya bergurau dan diikuti dengan Maya yang ngambek dan akhirnya mereka bermain kembali dengan tawa, selalu seperti itu.

            Mereka masih sering berkomunikasi lewat SMS atau telepon. Sebulan sekali mereka akan secara bergantian saling berkunjung. Karena bukan hanya Maya dan Arif yang sulit dipisahkan, ibu-ibu yang sekarang sudah semakin menua itu juga masih menjalin keakraban yang sulit dipisahkan. Mereka juga masih sering mengikuti kegiatan bersama, melakukan makan malam bersama di rumah ataupun di luar. Ketika mereka merayakan ulang tahun, Arif ataupun Maya akan hadir. Tapi Maya jarang mengadakan ulang tahun, tapi Arif akan setia menelponnya dan seminggu kemudia datang bersama keluarganya.

            Hingga akhirnya mereka sudah tumbuh menjadi seorang remaja. Maya masih tetap memangg Arif dengan 'Abang'. Mereka masih tetap mengunjungi satu sama lain, mereka masih sering menginap tapi menurut Maya itu sudah seharusnya tidak dilakukan, karena mereka sudah beranjak remaja. Hingga pada suatu hari keluarga Maya mengunjungi keluarga Arif yang baru saja selesai merenovasi rumah mereka. Kali ini nenek Maya juga ikut, dan Maya paling tidak suka neneknya ikut. Pasti neneknya akan selalu menjodohkan kedua anak itu. Arif tidak begitu memikirkan, berbeda dengan Maya. Sekuat apapun mengelak, sekuat apapun dia menahan agar tidak merona saat neneknya mengucapkan "Maya pasti seneng datang ke tempat calon suaminya!" dan semuanya akan tertawa kecuali Maya yang mengelak dan jadi salah tingkah. Maya juga bingung dengan perasaanya.

            Maya dan Arif masih berbagi pesan lewat SMS atau media sosial. Arif mulai cerita tentang perempuan-perempuan yang ia taksir hingga akhirnya mereka pacaran. Maya tidak pernah cemburu akan hal itu. Maya pun begitu menceritakan kisah cintanya dengan teman sekelasnya. Mereka tidak cemburu, tapi entah kenapa jika Arif berada di dekatnya, Maya jadi canggung. Dia tidak bisa berbicara seperti biasanya, mereka seperti teman yang baru saja akrab, malah mungkin lebih parah daripada itu. Maya cuma ingin mengurangi perasaan yang bergejolak tanpa arah, tanpa maksud. Sekarang Arif bisa dengan mudah mengunjungi Maya, karena dia sudah tau jalan dan kendaraan apa yang akan ia gunakan untuk mengunjungi Maya. Mereka masih suka menonton film, kadang merek menonton berdua saja atau bersama adik Maya.

            Hingga akhirnya mereka persahabatan mereka mulai menurun, karena Arif yang sibuk dengan kegiatan-kegiatannya di SMA pada tahun terakhir. Tapi mereka masih sering bertukar pesan dan lain segalanya. Hingga akhirnya di ulang tahunnya yang ke 17 tahun dia mengundang Maya ke ulang tahunnya dan dia bilang akan mengenalkannya dengan pacaranya. Tak disangka sehari sebelum ulang tahunnya mereka putus. Dan ketika Maya datang, mantan pacarnya itu datang ke ulang tahunnya.

"Bang! kok pacarnya nggak dikenalin ke gue sih!" bisik Maya

"Dibilangin gue udah putus sama dia! Gue ngundang dia karena, gue juga ngundang temen-temennya" ucap Arif yang agak gelisah

            Maya memperhatikan sikap Arif yang sedari tadi gelisah dan seperti menyembunyikan sesuatu. Hingga akhirnya malam semakin larut dan mantan pacarnya ingin pulang. Teman-temannya sudah menyuruh Arif mengantarnya pulang, begitu juga ibunya Arif yang masih tau Arif berpacaran dengan perempuan itu. Aku tidak melihat pasti perempuan itu benar jadi diantar oleh Arif atau tidak. Karena Papaku sudah mengajak kami sekeluarga pulang, karena malam sudah larut. Setelah pesta ulang tahun itu, Arif tidak pernah mengirimi Maya pesan atau menelponnya atau berbincang-bincang di sosial media. Hingga akhirnya 6 bulan berlalu dan selama itu Maya hanya mendapat bincang-bincang tiga kali di sosial media. Maya juga tidak pernah mengunjungi Arif. Tapi ibunya Arif masih beberapa kali kerumah karena ada urusan bisnis dengan ibunya Maya.

            Hingga akhirnya, persahabatan mereka sudah tidak benar-benar terjalin seiring berjalannya waktu. Arif yang masuk perguruan tinggi swasta di daerah kebon jeruk. Dan Maya yang sibuk di bangku SMA. Pada hari itu, ibunya Arif datang, seperti biasa urusan bisnis. Maya tidak menemukan Arif ataupun Salsa yang menemaninya. Biasanya ibunya Arif akan datang bersama Salsa. Ibu-ibu yang sudah tidak muda lagi itu berbincang-bincang, dan Maya berniat mengganggu adiknya yang tidak mau gantian nonton TV. Hingga akhirnya matahari terbenam, ibunya Arif izin pulang tapi matanya terlihat sembap. Membuat Maya penasaran, apa saja yang dibicaran oleh ibunya dan ibunya Arif.

            Tiba-tiba saja, Ibunya Maya memanggil anak-anaknya dan menceritakan sesuatu yang membuat Maya berhenti bernafas. Tak disangka sahabat kecilnya yang sudah ia anggap kakak laki-lakinya berbuat seperti itu. Membuat ia merasa dia laki-laki paling bajingan di dunia.
"Tadi mamanya abang bilang, kalau abang udah punya anak karena..... kalian jangan contoh kaya gitu ya? kalian...."

            Ibunya Maya masih bercerita tentang bagaimana Arif berbuat sesuatu yang Maya pikir tidak akan mungkin terjadi. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Arif sekarang sudah jadi seorang ayah. Arif menghamili pacarnya yang dulu sering ia ceritakan, Maya pernah bertemu dengan perempuan itu. Tapi pada saat itu, status mereka sudah putus, dan pada saat itu pesta ulang tahun itu juga perempuan itu sudah berbadan dua dalam usia dua bulan. Itu sebabnya wajah Arif gelisah dan ada yang ia sembunyikan. Dan akhirnya perempuan itu meminta tanggung jawab kepadanya dan keluarga Arif dan Arif harus menerima semua itu. Itu sebabnya Airf jarang menemuinya dan mereka jarang berkomunikasi. Itu sebabnya mata ibunya Arif sembab saat tadi kesini.

            Mereka bukan lagi dua anak kecil yang bermain dengan penuh tawa. Mereka bukan lagi dua anak yang bertengkar dan kembali bercanda dengan tawa yang menggelegar. Mereka tidak akan menginap di rumah secara bergantian. Tidak ada lagi Maya yang mengikuti semua yang Arif lakukan. Mereka sama-sama sudah dewasa. Kejadian itu membuat nenek Maya membisu tidak bisa lagi melontarkan candaan itu lagi. Mereka mulai memperbaiki komunikasi mereka. Mereka masih bertemu, tapi hanya sekedar menyapa. Sekalinya berbincang hanya hal-hal kegiatan sekolah dan tentang film. Arif tidak pernah bercerita tentang masa buruknya dan harus menjadi seorang ayah.

            Setidaknya Maya tidak pernah membenci sahabantnya yang sudah dianggapnya kakak. Walaupun Maya masih ingin Arif yang dulu, sahabatnya tempat berbagi cerita dan melakukan kegiatan bersama-sama, setidaknya jalan-jalan bersama. Tapi mereka kini hanya seorang teman akrab yang kejadian-kejadian dulu hanyalah masa kanak-kanak mereka.

Komentar

Postingan Populer