......



Pertemuan pertama itu selalu membekas. Menyisakan rasa penasaran saat dua sepasang mata bertatapan cukup lama dan lekat. Mencoba menelusuri satu sama lain, hingga salah satu diantara mereka memancing sebuah senyum agar yang satu ikut tertular senyum.Mereka tidak bertegur sapa atau mengeluarkan sepatah kata. Mereka bermain dengan tanda tanya. Dapatkah mereka bertemu lagi kelak?

            Takdir menghantarkan dua insan bertemu tanpa janji, hanya hati yang meminta. Berharap mereka bisa bertemu dan mengucap kata. Mereka bertemu dengan senyum yang lebih megar dan jantung yang berdetup lebih kencang. Mereka bersembunyi di dalam tubuh mereka, yang ternyata diam-diam saling mengagumi. Mereka ragu untuk memulai. Mereka ragu untuk bersapa. Mereka ragu untuk menerka hati masing-masing.

            Mereka sering bertemu, mulai mengenal satu sama lain, ketika waktu perlahan-lahan sering mempertemukan mereka. Sang gadis mulai mengerti kebiasaan sang lelaki. Sang lelaki mulai memahami kelebihan dan kekurangan sang gadis. Mereka menelaah sendiri tanpa banyak kata yang terucap. Ketika waktu mempertemukan mereka. Mereka hanya menghabiskan dengan senyum malu-malu atau curi-curi pandang saat yang satu tidak memerhatikan, dan begitu sebaliknya.

            Mereka menunggu. Menunggu kalau terkaan mereka benar. Kalau mereka sama-sama saling tumbuh benih cinta. Setelah pertemuan pertama mereka sudah mulai terpercik sebuah perasaan yang membuat senyuman dan tatapan mereka memiliki arti cinta.

            Tawa dan kebersamaan di antara mereka yang hangat dari hari ke hari membuat itu tak dapat tergantikan oleh apapun. Mereka mulai membuka diri. Merapatkan keregangan di antara mereka. Mencairkan suasana di antara mereka. Dibalik warna dan cahaya. Mereka menyembunyikan cinta. Membuat hari mereka menjadi warna-warni sejak mereka mulai menepis ragu dan memulai secara perlahan-lahan.

            Tiba-tiba waktu membuat mereka terpisah, menciptakan ruang rindu di pihak masing-masing. Mereka menyenandungkan lirik hati mereka. Terdengar cinta memanggil. Membuat nama masing-masing menjadi bunga tidur yang menyejukkan. Betapa mereka sangat merindu. Mereka tidak akan pernah benar-benar berpisah. Toh, mereka masih melihat langit yang sama. Mereka masih menginjakkan kaki di tanah yang sama. Ini hanya masalah jarak. Dan,  pasti kembali. Mereka mulai merapal nama masing-masing dalam doa mereka. Diam-diam air mata turun dengan berjuta-juta rindu. Ini cinta, sesuatu yang harus kau perjuangkan, dan kau tidak bisa menyerah begitu saja menerima kenyataan yang ada

Menyaksikan hari ke hari. Bagaimana matahari terbit dan terbenam. Bagaimana malam tiba dengan bulan dan bintang. Mereka menggantung kata perpisahan. Diam-diam menaruh harapan dan keinginan untuk dipertemukan lagi kelak

            Kesetiaan hati masing-masing. Bagaimana mereka masih menyimpan rasa yang sama dan malah semakin kuat, membuat waktu mengalah. Tuhan menciptakan waktu. Manusia menghadirkan kesempatan. Di antara keduanya, mereka tetapkan keinginan untuk bisa bersama. Hangatnya matahari pagi saat bertemu lagi, membuat mereka menerka-nerka. Apakah ada yang merindu dirinya? Tanpa sadar keberadaan satu sama lain sudah lebih cukup. Mereka memandang satu sama lain. Menatap mata seseorang yang setiap malam menjadi bunga tidur mereka. Memperpendek jarak di antara mereka. Seketika nafas mereka terasa di kulit masing-masing membuat hasrat diri ingin memeluknya. Seperti hari telah dihuni waktu yang berulang. Cinta akan berawal dan berakhir di tempat yang sama. Mereka pulang, kerumah yang sudah ditakdirkan Tuhan. Mereka membangunnya dengan benih-benih cinta, kesetiaan, kesabaran, dan merekatkan dua insan menjadi satu.


Komentar

Postingan Populer