DIKLATSAR UABT
Pertama kali denger diklat sempet bingung, ini acara apa?
Ternyata ini bahasa lain dari Training Center, mugkin TC itu bahasa inggrinya
sedangkan Diklat lebih ke bahasa indoesia-nya. Pas tau Diklatnya ke Coban
Rondo, langsung seneng setengah mati, walaupun harus melewatkan ECUFEST di
fakultas tetangga. Oh iya pasti kalian bertanya-tanya apasih UABT itu? UABT
(Unit Aktivitas Bulu Tangkis) itu salah satu unit kegiatan mahasiswa di
Universitas Brawijaya. Dan karena diklatnya di Coban Rondo, yang denger-denger
air terjunnya bagus banget. Dan sampe rela ninggalin kelas Mr. Killer.
Hari
jumat sore, kita semua siap-siap berangkat dari gor pertamina UB ke Coban
Rondo, Kota Wisata Batu. Pas kita sudah masuk wilayah Kota Wisata Batu, kita
disambut kabut tebal dan dingin yang nggak kalah sama kulkas. Semakin menuju ke tempat yang kita tuju, kabutnya
juga semakin tebal dan rintik-rintik embun atau hujan, entahlah mana yang
benar, mulai datang. Sesampai di villa, kabut sudah semakin tebal dan dinginnya
bukan main. Dan paling nyebelin adalah,
satu kamar sedang berisi 20 perempuan dan hanya disediakan satu kamar mandi.
Emang udah ada niatan nggak akan mandi selama diklat, karena pasti airnya luar
biasa dingin, melebihi dinginnya air di malang.
Dan baru
aja kita beres-beres, langsung disuruh ngumpul di aula. Suhunya semakin malam,
semakin tambah di kutub utara. (seandainyatemenansamanegaraapi) *skip*. Setelah selesai dengan berbagai macam di
aula, kita balik ke kamar kita masing-masing. Karena gue orangnya susah tidur,
baru aja memejamkan mata 30 menit, tiba-tiba sirine dari toa yang kurang ajar
itu, membangunkan kita semua dan mengutuk tuh sirine semoga rusak.
Dan
ternyata kita disuruh jurit malam, pada pukul 1 pagi, dan suhunya luar biasa
dinginnnnyaaa. Karena kelompok gue kebagian cloter 11, akhirnya kita harus
nunggu di lapangan dengan suhu yang luarbiasa dan ngantuk yang teramat sangat. Hampir 2 jam
lebih kita nunggu bagian kita, hingga akhirnya penampakan bintang jatuh yang
first time banget gue ngeliatnya, dan dalam sekejap gue langsung memejamkan
mata dan merapalkan permintaan. Dan pada
akhirnya kelompok kita dipanggil dan menjalankan jurit malam. Ternyata semakin
subuh, suhunya semakin luar biasa dingin. Kelompok gue beranggotakan 7 orang, 4
cowok dan 3 cewek termasuk gue. Selama perjalanan gue nggak berani ngeliat
kesegala arah, hanya ngeliatin kaki gue. Dan selama dari pos ke pos, kita di
bentak-bentak untuk menjawab pertanyaan mereka. HALO!! Jam 3 subuh, dalam
keadaan ngantuk dan menggigil. Dan yang paling ngeselin adalah ketika kita
sampai di pos akhir, ada seorang lelaki yang nanya dan baru aja mau jawab, gue
udah diteriakin “JAHAT!!” WTH!!! Tuh orang maunya di gaplok apa di gampar?
*skip*
Dan kita
cuma dikasih waktu tidur 2 jam, setelah itu sirine sialan itu sudah
berkoar-koar berbarengan dengan para panitia yang mulai menggedor-gedor pintu
kamar tanpa perasaan. Akhirnya pagi-pagi dengan suhu yang masih sangat amat
dingin, kita senam dengan di pimpin oleh kak Alvin, dengan gerakan yang
asal-kocak. Setelah itu kita dikasih waktu makan dan istirahat, dan kita
langsung outbond masuk ke hutan dengan jalan yang luar biasa dan pemandangan
yang tidak kalah luar biasa. Di outbond kali ini, kelompok gue kehilangan satu
anggota, karena dia harus mengerjakan tugas kuliahnya dan kembali ke malang.
Tapi petualangan tetap berlanjut. Kali ini pos-pos yang kita lewati tidak
seseram seperti tadi malam. Malah kita seru-seruan dan nggak lupa mengabadikan
kegilaan kami.
Pos fisik,
habis capek-capek-an push-up, sit up, dan back up. Kita foto sama panitia yang
jaga pos itu, Kak Brio.
Perjalanan
terus berlanjut, dan gue kira kita bakal menuju coban rondo, karena jalanannya
semakin sulit untuk dilalui. Taunya pas kita semua sampai di pos terakhir, kita
disuruh langsung balik ke villa, dengan petunjuk yang udah panitia kasih.
*WTH!!* “Mungkin besok kita bakal ke coban rondo”
Akhirnya
setelah outbond, kamar mandi sudah rame dengan antiran yang ingin mandi.
Akhirnya pas udah bagian gue, airnya habis dan terpaksa cuma cuci muka, itu aja
untuk cuci muka nunggu 15 menit. (seharusnyabertemandengannegaraair) *skip*
Malamnya kita
melakukan malam inagurasi dan api unggun. Setiap kelompok menampilkan
performance mereka masing-masing. Kebanyakan sih nyanyi dan drama, kelompok gue
kebagian drama. Tapi kabut mulai datang, udaranya udah nggak bisa disogok lagi.
Rintik-rintik air juga mulai turun dan akhirnya ini benar-benar hujan. Kalian
bayangin aja udah suhunya luar biasa ditambah hujan pula. Dan kita juga bisa
mengeluaran asap dari mulut, kaya di Negara-negara yang punya empat musim loh :).
Setelah semua
kelompok sudah menampilkan performance mereka, kita dipanggil satu persatu dan
di bawa ke ruangan remang-remang yang setiap kamar udah di tempatin 3 panitia
yang berselimutkan selimut tebal dan jaket. Gue ditanya tentang questioner yang
sebelum berangkat udah diisi oleh para peserta diklat. Setelah itu kita
akhirnya baru bisa tidur, dan pagi-pagi sirine kampret yang belum juga rusak
udah bangunin kita untuk senam lagi yang dipimpin oleh lagi-lagi kak Alvin
yang super kocak. Setelah kita senam sehat, kita dibagi per-kelompok dan
melakukan outbond untuk kedua kalinya. Dan kali ini berharap ke coban rondo.
Setelah nanya ke pendamping, kita nggak ke coban rondo sama sekali. (okfixnangisgulunggulung).
Kita lagi-lagi kebagian cloter
terakhir dan kali ini outbondnya lebih menarik karena kita harus melakukan
berbagai games seru yang udah disediakan oleh panitia. Dan sebagai hukumannya
kalau kalah, semua anggota dapet tepung, termasuk pendamping. *ketawaevil*
Dan di pos/games terakhir. Mata kita
ditutup pake slayer, dan disuruh jongkok, merosot, ngesot, merangkak, pokoknya
sesuai arahan plus bentakan dari para panitia. Dan akhirnya kaki gue merasakan
air es kita disuruh berdiri sampai semua peserta benar-benar masuk kedalam
sungai tersebut. Selama berdiri kita dibentak habis-habisan, sedangkan gue
tertidur *okskip*
Dan akhirnya semua peserta diizinkan
membuka slayernya dan kita disiram *surprise* Setelah itu kita malah
main-mainan air dengan semua peserta dan panitia. Setelah itu kita kembali lagi
ke villa. Dengan baju penuh lumpur, berharap bisa mandi, ternyata eh ternyata
panitia udah bilang nggak usah mandi, karena jam 1 kita langsung turun ke
malang. Ok sip dari kepala udah penuh tepung, muka pun juga ikut kena tepung,
baju dan celana udah penuh lumpur. Pulang ke UB dengan keadaan gembel, sip!
Walaupun agak mengecewakan karena
nggak main ke coban rondo, tapi setidaknya diklatnya sangat amat mengesankan
seperti suhu dan airnya yang sangat amat :)
Komentar