Belive. Pray. Work. And Fun



Setiap ngeliat gedung rektorat Universitas Brawijaya, tetep masih nggak nyangka jadi bagian Top Ten Universitas Negeri di Indonesia. Bisa terpilih dari ratusan ribu calon mahasiswa baru yang bakal masuk di Universitas Brawijaya.

            Dulu kenapa gua bisa milih Universitas Brawijaya? Itu disebabkan oleh temen gua yang udah satu tahun lebih dulu masuk di Universitas Brawijaya. Dia menceritakan bagaimana kuliahnya di Malang, indekosnya, makanan disana, dan yang paling W.O.W tempat wisata di Malang yang sangat menggiurkan. Padahal bokap gua asli orang malang dan tante, om gua tinggal di Malang. Tapi baru tahun 2012 gua tahu Universitas Brawijaya. Padahal Om dan Tante gua alumni di Universitas Brawijaya. Freak?! yeah of course!

            Akhirnya setelah info dan cerita yang temen gua share. Gua memutuskan untuk mendaftarkan Universitas Brawijaya di pilihan pertama gua di jalur undangan atau SNMPTN. Dengan dua jurusan yaitu Bisnis Internasional, Fakultas Ilmu Administrasi. Dan Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya. Gue sih cuma pingin masuk sastra inggris, tapi di persyaratan kita harus milih dua, akhirnya setelah melakukan pencarian dan tanya bokap. Akhirnya gua memutuskan pilihan pertama dengan bisnis internasional dan sastra inggris di pilihan kedua. Kenapa gua jadi milih gitu, karena gua kira dengan kuota BINTER (Bisnis Internasional) yang sangat minim, jadi kemungkinan gua bakal turun ke pilihan kedua.  Dan untuk Universitas kedua, gua pilih Universitas Jakarta. Gua nggak melakukan pencarian atau riset apapun di Universitas itu, pemikiran atau keinginan untuk masuk kesana aja sama sekali nggak ada. So, gua nggak akan bahas itu Universitas.

            Selama gua udah menentukan semuanya untuk SNMPTN dan masa depan gua. Gua niatin dan fokusin, kalau gua harus bisa masuk Universitas Brawijaya. And by the way, kedua sahabat gua juga memutuskan untuk mendaftarkan Universitas Brawijaya di pilihan pertama dengan prodi pilihan mereka masing-masing, yaitu Erma dua-duanya prodi FIA (Fakultas Ilmu Administrasi) fakultas ini langka loh di Indonesia, dan yang paling tua Cuma ada di Universitas Brawijaya. Sedangkan Atisa dua-duanya prodi di FEB, karena dia harus di fokuskan di bidang tersebut oleh orangtuanya. Dan pilihan mereka berdua yang kedua juga jatuh ke… Universitas Negeri Jakarta. Karena kami dari Jakarta, jadi kami harus milih Universitas yang ada di Jakarta juga. Itu salah satu persyaratan dari SNMPTN. SUCKS!! BUT I DON’T CARE!!

            Walaupun gua nggak pernah bener-bener belajar dengan giat, yang setiap hari, jam, menit, detik belajar. Karena gua hanya menggunakan waktu belajar gua ketika di tempat les dan sekolah. Mungkin kalo sudah mendekati Try Out dan ujian-ujian, Gua akan menggunakan 1 atau dua jam untuk belajar tambahan. Tapi intinya, gua niat, fokus, doa, dan usaha. Dan satu gua bener-bener pingin banget masuk Universitas Brawijaya, mungkin itu juga yang akhirnya bikin gua masuk Universitas Brawijaya dengan jalur SNMPTN.

            Karena gua dari jurusan IPB, yaitu Ilmu Pendidikan Budaya atau Bahasa. Jadi kalau gua semisalnya, misalnya loh ya, gua nggak bisa masuk Universitas Brawijaya dengan jalur SNMPTN. Gua harus mengikutin jalur SBMPTN dan jalur-jalur lainnya. Yang mengharuskan gua mengikuti les khusus lagi setelah UN. Tadinya gua nggak ada niatan sama sekali untuk ikut les khusus, karena untuk apa kita sudah berjuang di UN harus berjuang lagi untuk memperebutkan bangku. HUFFTT!!!
            Akhirnya dengan paksaan Erma dan iming-iming “Gimana kalau nanti kita nggak keterima lewat SNMPTN? HAYOOOO?!?”Akhirnya dengan perkataan yang paling menyebalkan itu gua mengikuti les khusus anak IPS. Dan selama pelajaran gua sama sekali nggak merhatiin, kecuali pelajaran yang gua menegerti Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Yang lainnya, such as Akuntansi, sejarah, geografi, dan lain sebagainya. ERGHHHH…. Nggak banget.

            Hingga akhirnya pada saat pengumuman jalur undangan, yang bertepatan banget dengan ‘Cornetto Summer Festival’ Semua temen sekolah gua yang menghadiri acara itu panik berat dengan hasil SNMPTN mereka. Sedangkan gua sama sekali, nggak ada beban apa-apa, dan gua lupa bawa nomor UN gua untuk membuka hasil tersebut. Dan akhirnya satu-persatu temen gua yang nggak lolos malah nangis di depan umum. Dan itu nggak banget. Dan acaranya jadi nggak seru lagi. Dan pada akhirnya setelah pulang dari acara itu dengan males-malesan dan mulai dek-dek-an gua buka tuh web. Dan akhirnya gua lolos dan keterima jadi mahasiswa Universitas Brawijaya. Tapi sedihnya, gua keterima di FIA dengan prodi Bisnis Internasional. Tadinya pas gua tau keterima di Bisnis Internasional, agak kecewa juga sih, tapi setidaknya embel Internasional masih ada yang berhubungan dengan dunia Global atau mendunia. Tapi setelah gua tau salah satu pelajarannya ada Akuntansi, gua mengutuk BINTER mati-mati-an. Akhirnya dua minggu di awal perkuliahan gua, gua masih belum terima kalau gua masuk FIA dan harus sedih kalau lewat kampus FIB. Tapi akhirnya setelah hampir satu semester ini gua jalanin. Inilah jalan yang Allah udah berikan buat gua, dari awal gua memutuskan untuk masuk di Universitas Brawijaya.

            Orang tua yang pasti seneng banget gua bisa masuk Universitas Negeri tanpa harus tes lagi dan urusan yang ribet segala macem. Tapi nyokap masih nggak cocok sama pilihan gua di Malang. Karena nyokap, asli nggak bisa jauh dari gua. Sampai akhirnya dia nyariin gua beasiswa di Jakarta. Tapi gua menolak itu semua, gua tau itu berat. Tapi semuanya akan berjalan normal kok “Mom” J

            Dan itulah yang membuat gua masih nggak nyangka bisa masuk Universitas Brawijaya dan jauh dari keluarga di Jakarta. 

         So, buat kalian yang lagi bingung nentuin kalian mau lanjut kuliah atau kerja. Mendingan tentuin dengan matang-matang, yakinin kalau kalian harus bisa dapetin itu, dan jangan lupa minta sama tuhan. Whatever people say about your dream, show to them you can make it happen.

Komentar

Postingan Populer