Aku Ingin Pulang




Pulang. Suatu kata yang berarti pergi ke rumah atau tempat asalnya; kembali. Setiap orang pasti pernah berucap “Aku ingin pulang”. Rumah lah perhentian terakhir kita. Tempat lelah kita. Tempat berteduh kita.

Papa selalu bilang. Rumah itu harus pasti dalam pemilihannya. Jangan pernah gonta-ganti rumah. Cukup sekali beli rumah, dan akan kita rawat hingga benar-benar sudah tidak layak lagi untuk dihuni. Saya sulit untuk menjabarkan apa maksud beliau, tapi saya memahaminya.

Beliau jarang di rumah, tapi setiap beliau pulang diwajahnya seperti tertulis “Akhirnya kembali ke rumah juga.” Ya bisa dibilang seperti itu. Itulah yang saya rindukan saat-saat ini.

Rumah seharusnya bisa membuat nyaman saat berada disana. Jadi, ketika pulang, kita benar-benar merasakan kembali ke rumah. Kembali ke tempat asalnya. Merasakan adanya keluarga yang lengkap, dan yang pasti penuh kehangatan bersama. Saat saya mengetik kata-kata ini, saya langsung merindukan kehangatan rumah saya sendiri. Walaupun setiap saya pulang, saya sudah tidak punya kamar. Dan Papa saya juga selalu merasa bersalah setiap kali saya pulang, karena harus berbagi tempat tidur dengan tante saya.

Walaupun kadang saya merasa kurang nyaman, tapi saya selalu senang ketika saya pulang. Saya selalu bisa tidur dengan nyenyak di samping Mama saya (kalau Papa sedang kerja) atau pun di samping Eta (sepupu nomor 11 dari keluarga mama).

Mungkin kalau yang anak perantauan, atau yang jauh dari rumah akan berasa sekali rasa ingin pulang tersebut. Karena mereka akan kesulitan mencari waktu yang tepat untuk pulang. Dan tiba di titik terendah saat saya ingin pulang, saat saya sudah bosan tinggal terlalu jauh dari rumah kedua saya (indekos). Sudah dua minggu saya harus menemani tante saya dirumahnya yang jaraknya cukup jauh dari kampus. Sedangkan jadwal kuliah saya selalu pagi, dan saya akan kembali ke rumah tante saya pada malam hari. Jadi bisa dibayangkan, waktu saya ngalah-ngalahin orang kantoran.

Saya merasa jauh dengan rumah kedua saya. Saya ingin pulang. Di satu sisi, saya tidak mau mengecewakan tante saya. Dia terlalu baik dalam segala hal kepada saya. Rumahnya lumayan dan nyaman dalam arti untuk disinggahi. Tapi tidak cukup nyaman untuk saya anggap rumah. Rumah ini hanya ditinggali saya dan dirinya. Jadi, kalau tante saya tidak ada, saya hanya sendiri di rumah. Dan ketika sebuah rumah hanya ditinggali seorang diri, itu bukanlah rumah yang sebenarnya. Itu terlalu sunyi. Terlalu menutup diri.

Saya sempat cerita dengan mama saya, bahwa saya ingin pulang. Saya ingin kembali ke indekos saya. Saya tidak betah tinggal disini. Jaraknya terlalu jauh, membuat kesehatan saya semakin menurun, dan tiba-tiba saja beberapa penyakit baru hinggap di badan saya. Saya ingin kembali ke rumah kedua saya dan kembali seperti sedia kala.

Aku ingin pulang.
 

Komentar

Postingan Populer