Book Review: Novel 'Sunset Holiday' karya Nina Ardianti & Mahir Pradana
Judul : Sunset Holiday
Penulis : Nina Ardianti
& Mahir Pradana
Penerbit : GagasMedia
Tebal : 470 hlm
Harga : Rp. 62.550
“We are all
strangers until we meet.”
Jatuh cinta dan
bertemu denganmu tidak ada dalam rencana perjalananku. Namun, di perjalanan sejauh
ini, kamulah hal terbaik yang terjadi kepadaku. Aku menebak-nebak di mana akhir
senyum manismu yang menghangatkan.
Hal yang paling
menyakitkan dari jatuh cinta adalah kehilangan setelah memilikinya. Karena
itulah, aku tidak berani berharap banyak. Kita hanyalah dua orang asing di
tempat asing. Akan lebih banyak risikonya jika aku memutuskan untuk jatuh
cinta.
Jika aku tidak akan
menjadi bagian dalam sisa perjalanan hidupmu, bisakah kamu mengingatku sebagai
bagian terbaiknya? Aku tidak berani menanyakannya karena diam-diam kuatahu
tujuan terakhir kita ternyata tak sama.
Kita kemudian bukan
lagi dua orang asing di negeri asing. Namun, mengapa sakit ketika mengingat
ternyata rasa ini terasa lebih asing daripada sebelumnya?
Audy dan Ibi bertemu di Paris, kota yang menyimpan banyak
pesona cinta. Karena implusif, Ibi mengikuti Audy melakukan perjalanan keliling
Eropa. Entah di Praha, Roma, atau Venezia, mungkin di sanalah cinta menyapa.
Namun, apakah kebersamaan singkat itu berarti banyak jika sejak awal tujuan
akhir mereka ternyata tak sama?
Cuap-cuap
Sky…
Audy melakukan hal impulsif dengan melakukan eurotrip
seorang diri. Dan Ibi pun ikut-ikutan melakukan hal impulsif dengan mengikuti
Audy melakukan perjalanan keliling Eropa tersebut. Kedua orang tersebut
sama-sama orang asing yang bertemu di Negara asing. Dari satu perjalanan ke
perjalanan lainnya. Dari Negara satu ke Negara lainnya. Dari satu momen ke
momen lainnnya, membuat Audy dan Ibi merasakan sesuatu hal yang membuat mereka
tidak menginginkan perjalanan ini segera berakhir.
Audy yang harus kembali ke Jakarta, dan Ibi yang harus
kembali ke Jenewa membuat kedua hati insan tersebut resah. Tidak ada satu hari
pun tanpa saling tukar kabar. Mereka menyimpan rindu itu rapat-rapat, berharap
dipertemukan lagi di Sunset Holiday berikutnya.
Novel ini benar-benar semanis musim panas. Bisa di bilang
Novel ini punya package yang komplit. Mulai dari kekuatan kedua
tokohnya, lalu alur cerita, informasi yang luarbiasa, dan diakhiri denga manis.
Cover-nya apalagi? Benar-benar bikin yang baca serasa ikutan liburan
musim panas. Benar-benar paket komplit.
Saya adalah salah satu dari orang-orang yang mengancam,
merengek, agar Sunset Holiday ini segera liris. Dan untungnya ekspetasi
saya yang udah sangat excited terhadap novel ini. Setelah baca, malah tambah excited,
dan ingin segera menyuruh teman-teman saya untuk baca. Begitu pun saya menyuruh
diri saya untuk membacanya lagi dan lagi.
Dan novel ini udah kayak reunian para tokoh yang pernah
diciptakan oleh penulis. Seperti Kak Nina yang menhadirkan Syiana dan Fedrian.
Sayang adegan Syiana dan Ian cuma sedikit. Kami rindu mereka. Lalu ada
Victoria, yang ternyata sahabat Audy. Ada Kemal juga, yang menjadi senior Audy
di tempat kerja. Aulia, yang sebenarnya nggak muncul dalam cerita ini.
Melainkan mengejutkan saya dengan statusnya sebagai kakak laki-laki Audy. Dan
Ilham, yang juga nggak muncul dalam cerita ini. Melainkan mengejutkan saya
dengan statusnya yang sudah menjadi pacar Victoria. Uhuy!
Sedangkan Kak Mahir menghadirkan kedua tokoh sejoli di novel
‘Rhapsody’ Al dan Sari, yang ternyata sudah menikah.
Seru ya novel ini, tokoh-tokoh yang pernah mereka buat sudah
berakhir happily ever after. So, bagaimana dengan Audy dan Ibi?
Dan anehnya, ternyata nggak hanya aku aja yang bilang kalau
novel ini, Kak Nina dan Kak Mahir banget. Soalnya aku sering baca tweets
kalian berdua di twitter (duh maapken daku yang jadi stalker kalian).
Jadi, ngeh aja kalau ini novel kalian banget, dari ucapan Thanks Kak Mahir yang
bilang “Cerita Ibi-Audy ini hanyalah sebagian kecil dari ucapan terima kasih
saya” yang di tulis di bagian terima kasih untuk Kak Nina.
FUN &
fact (Nggak fakta juga sih!)
Oke, ini nggak fun & fact juga sih! Dan lebih ke fun−lebih ke tulisan
iseng-iseng. Oke SKIP!
Saya merasa Edyta dan Audy itu hampir mirip. Mereka sama-sama
doyan makan, drama, dan suka nyubit. Dan saya merasa itu kayak Kak Nina banget
(Duh saya sok tau banget ya? IYA!), di bandingkan dengan tokoh Syiana,
Victoria, atau tokoh wanita yang lainnya. Itu masih menurut saya sih!
Ada satu kalimat yang sama persis diucapkan oleh Ibi dan Ian
dalam Sunset Holiday.
hal 203 (bagian Ibi) |
Hal 311 (Bagian Ian) |
Seperti yang saya bilang di awal, kalau novel ini Kak Nina
dan Kak Mahir banget. Karena, saya menangkap beberapa kalimat yang hampir mirip
dengan tulisan-tulisan kalian di blog dan di twitter. (Saya terlalu stalker
banget ya? Tapi, nggak tau kenapa, pas baca Sunset Holiday langsung nyadar
kalau pernah baca dimana… gitu.)
Inilah cuap-cuap saya tentang novel yang menggemaskan ini.
Sayang, kalau saya cubit gemes novel ini, malah saya yang kesakitan. Di tunggu
novel-novel dari Kak Nina dan Kak Mahir selanjutnya. InsyaAllah nggak akan
mengancam dan merengek. Hehehe J
Komentar