Holi(sh!t)day in Vietnam
Saya beserta keluarga berencana ke Vietnam dengan Airasia,
karena kebetulan ayah saya bekerja di sana. Tapi sehubung penerbangan Airasia
dari Jakarta ke Vietnam tidak ada. Kami ke Kuala Lumpur terlebih dahulu lalu
melanjutkan perjalanan ke Vietnam.
Sabtu, 25 januari pukul 6 sore kami ber-empat, Papa, Mama,
dan adik saya berangkat ke Kuala Lumpur. Kami tiba pukul 9 malam dan langsung
beli tiket Aerobus seharga 8 MYR langsung menuju KLCC. Dari KLCC kami naik
kereta searga 2.10 MYR menuju bukit bintang untuk menginap semalam disana.
Keesokan paginya kami langsung check out dan menuju ke genting. Dari bukit
bintang kita menuju KLCC untuk naik bus dari sana. Kita beli tiket PP Bus+Skyway
seharga 20.40 MYR. Setiba di genting kami tidak sempat naik permainan yang
indoor ataupun yang outdoor. Pertama karena kami mengamil penerbangan sore hari
menuju Vietnam, Ho Chi Minh City. Setelah puas-puas liat Genting kami langsung
menuju Bandara Kuala Lumpur.
Minggu, 26 Januari pukul 8 malam kami sampai di bandara Ton
San Nhat. Kami langsung berburu taksi Vinasun di depan CT plaza, cukup jalan
kaki 5 menit menuju kesana. Kami langsung di antar ke hotel tunjuan di daerah
Cho(pasar) Ben Thanh. Kami menginap semalam di Halo hotel seharga 30 USD. Sehabis
beres-beres di hotel kami keluar untuk cari makan. Karena kami muslim, kami
cari makanan halal, dan akhirnya ketemu Restoran kampung melayu di daerah Cho
Ben Tanh di depan Hotel Saigon Pink 2. Dan di Vietnam itu orangnya kurang ramah
dan murah senyum. Kalo maksa ngalah-ngalahin supir taksi bandara yang selalu
bikin jengkel nggak ketulung. Makanan di Resto Kampung Melayu memang mahal tapi
kalo soal rasa juara deh. Setelah itu mama saya belanja di daerah Cho Ben Thanh
dan disana kalau berkendara masa bodo, seenaknya aja! Kami sempet mampir ke
taman Lai-Lai, disana banyak banget yang jual bunga, keren deh!
Senin, 27 Januari 12 siang kami check out dan pindah hotel
ke “Duna Hotel” di daerah Pham Ngu Lao. Di daerah sini cukup banyak hotel-hotel
dan paket tour murah. Setelah kami pindah hotel, kami cari makan di daerah Bui
Vien, karena disana ya ada beberapa lagi resto halal, jadi kami nggak usah
jauh-jauh jalan ke Cho Ben Tanh. Setelah makan siang kami jalan kaki sekitar 5
Km ke War Remnants Museum. Disana di jelaskan bagaimana perang antara Vietnam
Utara dan Vietnam Selatan, dan Amerika yang membantu pihak Vietnam Utara. Kalo
kalian main-main kesini siap-siapin batin ya! Soalnya ngeri banget deh, dari
auranya aja udah bisa ngerasain dari pertama kali masuk gedungnya.
Setelah dari
Museum kita balik ke hotel dan malamnya kita cari paket tour ke Mekong Delta
dan kita main ke daerah City Hall dan Saigon Tax Trade Center. Disana itu rame
banget dan aslinya Vietnam itu rame, meriah, penuh dengan motor yang ugal-ugalan.
Selasa, 28 Januari jam setengah 8 pagi kita di jemput untuk
tour ke Mekong Delta. Perjalanan kira-kira dua Jam dari Ho Chi Min City.
Sesampainya di Mekong Delta kami diarahkan sang tour guide yaitu, MR. Cho
menuju kapal bernomor 20. Kita dibawa ke Unicorn Island untuk nyoba madu hasil
ternak mereka dan jajanan hasil mereka. Kami disediakan minuman dengan madu,
jeruk nipis, teh hijau, dan royal jelly. Kalo kata ortu dan adik saya enak,
tapi kalo buat saya ya lumayan deh. Setelah dari Unicorn Island, kami di bawa
ke Ben Thran untuk naik Canoe menyusuri rawa-rawa. Di setiap canoe harus di isi
4 penumpang dan dua pendayung. Dan pendayungnya asli warga situ. Dan sesampai
di dermaga kita harus ngasih tip ke pendayung itu, karena itu sudah tradisi
banget. Kami dibawa lagi oleh kapal bernomor 20 menuju rumah warga untuk
melihat cara pembuatan Coconut Candy, kalo ini bener enak loh! Sehabis
nyicip-nyicip permen kami dibawa ke boat yang lebih kecil untuk ke daerah Hoa
Nai untuk makan siang. Karena kita muslim, kita minta daging babi-nya tuker
dengan sayuran dan spring roll. Rasanya lumayan deh! Sehabis makan siang, kita
di bawa lagi ke rumah warga yang menyadiakan buah-buah lokal sana yaitu, Buah
naga merah, pisang, nanas, sawo, dan nangka. (kalo itu sih juga banyak di
Indonesia, malah lebih enak). Pada saat kami menikmati makanan tersebut, kami
dihibur dengan musik lokal khas warga Mekong Delta. Setelah itu kami kembali ke
pelabuhan awal dan kembali ke Ho Chi Minh City. Selama perjalanan kita selalu
dikejutkan dengan loncatan di dalam perjalanan. Ternyarta nggak hanya motornya
yang ugal-ugalan tapi bisnya pun sama aja, malah kayaknya lebih gila lagi.
Ini dia suguhan makanan dan minuman pas pertama kali kami mendaratkan kaki di Unicorn Island
Rabu, 29 Januari jam 7 pagi kami berniat untuk check out,
tapi sebelum itu saya dan adik saya yang masih punya sarapan, kami berniat
mengambil kartu di resepsionis untuk ditukarkan sarapan. Tapi salah satu
resepsionis disitu bilang kalau saya nggak dapat sarapan. Padahal di hari
sebelumnya kami dapat dan kami menginap dua hari disitu, seharusnya kami juga
dapat sarapan dua kali. Akhirnya papa saya yang turun tangan untuk menjelaskan
hal tersebut. Dan mereka bilang “Tomorrow was a mistake” OMG!! Eh dari cara lu
jelasin juga udah salah goblok!! Akhirnya saya ikut turun tangan dan maki-maki
tuh semua resepsionis yang akhirnya ikut-ikutan. Dan mereka tetep ngotot kalo
mereka bener, dengan semua presepsi yang salah. Dan pada saat kita mau pergi
kami disuruh nunggu, karena dia mau ngecheck kamar kita. Yaelah kalo kaya gitu
gue bakar aja sekalian tuh Hotel. So, buat yang mau nginep hotel di Vietnam,
mending bener-bener di teliti lagi kalian dapet fasilitas apa aja dan yang
recommended dari para blogger. Dan inget kalian jangan mau nginep di “Duna
Hotel”. Di jamin nggak bakal nyaman banget, mana wi-fi-nya juga lelet beud.
Tapi aslinya warga Vietnam itu kurang jujur dalam melakukan
penjualan. Jadi, kalian kalau mau belanja tawar aja sampai 90% dari harga pasti
dikasih. Dan siap-siapin mental, batin, dan fisik kalau mau ke Vietnam. Saya
sih cukup sekali ini aja deh, nggak lagi-lagi, udah 3 kali di bohongin di
Vietnam. Pertama pas di restoran kami di tipu dalam paketan, lalu belanja tas
di Cho Ben Thanh, dan terakhir hotel. So this is my Holi(shit)day in Vietnam.
Komentar