Kisah Cinta dan Manusia #1

Cerita cinta itu punya kisah dan alurnya sendiri. Tergantung orangnya juga sih. Kalau dia punya emosi yang beragam dan agak sensitif, kisah cintanya pun akan mengikuti, dan begitu seterusnya. Kali ini saya ingin menceritakan kisah cinta yang cukup unik buat saya, mungkin karena jam terbang saya dalam percintaan sangat sedikit. Eh, tapi saya pernah jatuh cinta loh. Rasanya luar biasa tiada tara. Walaupun tidak berhasil, saya tidak menyesal dengan rasa itu, dan mencoba tidak membenci orang itu. Anehnya, ketika ia berhasil jatuh cinta kesekian kalinya dan saya belum. Saya bahagia, walaupun saya ingin sekali marah, tetapi rasa bahagia saya lebih kuat. Oke, saya nggak ingin membahas kisah cinta yang sudah hilang juga.

Di kesempatan lainnya saya mencari cinta yang lain. Dengan pengalaman yang minim, malah hampir tidak pernah menjalin sebuah kisah cinta. Saya memperhatikan teman saya yang silih berganti menceritakan asam manis dunia percintaanya. Kali ini teman saya bercerita tentang banyaknya gebetan yang ia punya.
Hari ini ia bercerita tentang lelaki teman SMA nya yang mengajaknya menjalin kisah cinta bersama. Saya tau teman saya punya rasa, dia hanya suka petualangan. Jadi, dia memerangkap lelaki itu di dalam koleksi toples hatinya dan berburu ke hati lainnya.

Di hari lainnya dengan hembusan angin yang sedikit kencang, ia bercerita tentang lelaki tampan yang ia temui di kampus. Teman saya berhasil menjadikannya teman cerita di malam hari dengan senyuman manis mengembang di wajah ia dan lelaki itu. Jatuh hati lah lelaki itu kepada teman saya. Sayangnya, dia masih ingin berpetualang. Nasib lelaki ini sama dengan yang sebelumnya. Terperangkap.

Di akhir tahun sahabat kecilnya berhasil menemukannya di kota kecil bersuhu dingin ini. Mereka membuka kenangan lama masa kecil. Dari sebuah cerita masa kecil, menuju cerita pribadi satu sama lain. Lelaki itu bertanya tentang siapa yang mengisi hati teman saya saat ini. Kalau masih kosong ia ingin mengisinya. Lagi-lagi teman saya hanya tersenyum. Ahh... saya tau teman saya ini memiliki senyuman paling manis, mungkin ini yang membuat lelaki-lelaki itu betah terperangkap di dalam toples hatinya.

Tahun bertambah lagi jumlahnya. Koleksi gebetan teman saya pun sudah genap enam lelaki. Mereka masih saling berhubungan, tapi tidak ada yang menjadi kekasih tetap. Satu hari, teman saya datang dengan wajah cemberut.

Oh tidak, senyum itu hilang. Lalu bagaimana dengan mantranya?  Apakah mereka masih bertahan?
"Saya suka dengan seseorang. Saya sudah deketin dia dari bulan lalu, tetapi sekarang dia jadian dengan teman saya." ceritanya sambil menangis.

Saya hanya menepuk bahunya berkali-kali dengan pelan. Hanya cara itu yang saya bisa lakukan. Ingat, saya ini tidak punya jam terbang soal cinta. Saya kalah jauh dengan teman saya ini.

"Tunggu. Gebetan kamu yang kamu koleksi itu gimana? Kan masih banyak yang nunggu kamu." ujar saya.
"Saya nggak mau sama mereka."

Teman saya ini cukup aneh dengan jiwa petualangnya. Dia punya banyak makanan yang lezat di toplesnya. Tetapi, dia malah mencari buruan lainnya yang sama sekali tidak lezat dan... malah hanya jadi tempat singgah doang. Entah ia yang dipermainkan oleh cinta, atau cinta yang mempermainkannya. Atau... manusia yang dibodohi oleh cinta. Ah, cinta itu kadang membingungkan.



Komentar

Postingan Populer