Koala: The Similar of Characteristics with Me
Koala adalah salah satu jenis binatang berkantung
(marsupial) yang suka sekali tidur, termasuk hewan nokturnal, dan
anti-sosial. Koala juga terkenal selalu menempel di batang dan dahan
pohon. Karena kesukaannya menempel, dia terkenal dengan pelukaannya, dan
bukan lagi hanya di batang dan dahan pohon. Tetapi setiap orang yang
ingin coba menggendongnya, dan koala pun secara langsung menempel di
tubuh manusia.
Pada suatu hari, ketika saya sedang berimajinasi suatu hal
yang sangat aneh dan cukup lucu, bahwa ternyata sikap koala diatas itu
mirip dengan saya. Termasuk hal menempel. Saya dari kecil itu suka sekali menempel (gelendotan) atau
di gendong sama papa. Dari kecil saya akan digendong papa di atas kedua
pundaknya, tapi semakin bertambah besarnya badan saya, beliau tidak lagi
menggendong saya. Akhirnya saya berusaha terus agar menempel kepada
papa. Saya selalu menempel lengan papa dan menempel disitu, walaupun
kami sedang jalan. Seperti koala yang menempel di batang pohon. Persis
seperti itu (kecuali kedua kaki saya). Dan sampai sekarang saya berumur
19 tahun saya masih melakukan hal itu ketika jalan-jalan dengan beliau.
Sampai sekarang pun saya nggak pernah malu gelendotan atau
memeluk papa di depan umum dalam jangka waktu yang terbilang nggak
singkat seperti kebanyakan orang lainnya. Jadi, kadang lagi jalan pun
masih nempel di lengan papa dengan erat.
Pernah suatu hari, mama protes karena saya gelendotan. Saya
pun cuma ketawa, tapi tetap nempel di lengan papa. (And i miss him
because telling you guys this story )
Kemarin saya berimajinasi, bagaimana kalau kelak saya punya
kekasih dan kita jalan dengan orangtua saya dan tanpa sadar saya nempel
di lengan papa saya? When I imagined that, I laughed so loud and
yeah... ya, saya ternyata secara nggak sadar bisa langsung menarik
lengan papa dan nempel di situ sepuas saya.
Nokturnal. Ini bukan karena saya tinggal di ibukota, terus
malam-malam saya masih keluyuran nggak jelas dengan teman-teman saya
atau begadang nggak jelas. Kebetulan di keluarga saya itu tidurnya
selalu diatas jam 1 malam kadang jam 3 baru pada tidur atau nyampe
rumah. Kalau lagi pergi keluar, tengah malem masih keluyuran cari tempat
makan yang enak di pinggiran. Kalau lagi dirumah, nonton tv atau film
aja sampai ngantuk. Jadi, bukan saya aja yang nokturnal, tapi seluruh
keluarga saya.
Anti-sosial. Sebenarnya ini udah nggak melekat di diri
saya. Jadi, dari saya SMP sampai SMA saya itu punya kebiasaan ngerem di
kamar, dan papa selalu marah-marah dengan menyuruh saya main diluar.
Saya ngerem dikamar bisa seharian penuh, entah menulis, menggambar, atau
baca. Kenapa saya nggak mau main keluar? Karena anak-anak sepantaran
saya di daerah rumah saya itu nggak ada yang bener. Arggh, actually I
don't wanna judge them, but this generation was really bad. Jadi,
anak-anak perempuan di komplek saya dengan anak-anak laki itu berkumpul
di dekat rumah saya, karena itu center nya. Jadi secara nggak langsung
apa yang mereka bicarakan dan lakukan saya tahu dan dengar.
Setelah mereka berkumpul, biasanya mereka ada yang pacaran
atau ada yang main ngata-ngatain dan mereka pakai bahasa yang kasar. I
don't like people using bad words like that, such as: all the name of
animal in zoo come out from their mouth.
Saya dari kecil tidak pernah dilarang untuk berteman dengan
siapa pun, tapi saya tau mana yang baik dan tidak untuk dijadikan
teman. Jadi saya memilih untuk tidak berteman dengan anak-anak di daerah
saya dan memilih mengeram diri di kamar. Sampai akhirnya setahun saya di Malang, saat pulang ke
Jakarta dan orang tua memberi tahu kalau salah satu anak dari gerombolan
perempuan itu sudah menikah karena hamil. That's why people need types
too in friendship not just relationship.
Jadi, sebenarnya saya bukan anti-sosial, tapi lebuh ke tipe yang memilih.
Komentar