Book Review: Novel 'Sabtu Bersama Bapak' oleh Adhitya Mulya



Judul : Sabtu Bersama Bapak
Penerbit : GagasMedia
Penulis : Adhitya Mulya
Harga : Rp. 48.000

SINOPSIS

Video mulai berputar.

“Hai, Satya! Hai, Cakra!” Sang Bapak melambaikan tangan.
“Ini Bapak.
Iya, benar kok, ini Bapak.
Bapak cuma pindah ke tempat lain. Gak sakit. Alhamdulillah,
berkat doa Satya dan Cakra.
Mungkin Bapak tidak dapat duduk dan bermain di samping kalian. Tapi, Bapak tetap ingin kalian tumbuh dengan Bapak di samping kalian.
Ingin tetap dapat bercerita kepada kalian.
Ingin tetap dapat mengajarkan kalian.
Bapak sudah siapkan.

Ketika kalian punya pertanyaan, kalian tidak pernah perlu bingung ke mana harus mencari jawaban.
I don’t let death take these, away from us.
I don’t give death, a chance.

Bapak ada di sini. Di samping kalian.
Bapak sayang kalian.”

Ini adalah sebuah cerita. Tentang seorang pemuda yang belajar mencari cinta. Tentang seorang pria yang belajar menjadi bapak dan suami yang baik. Tentang seorang ibu yang membesarkan mereka dengan penuh kasih. Dan… tentang seorang bapak yang meninggalkan pesan dan berjanji selalu ada bersama mereka.

Review & Resensi

Seperti yang sinopsi bilang, bahwa ini adalah sebuah cerita. Tentang seorang pemuda yang belajar mencari cinta. Tentang seorang pria yang belajar menjadi bapak dan suami yang baik. Tentang seorang ibu yang membesarkan mereka dengan penuh kasih. Dan tentang seorang bapak yang meninggalkan pesan dan berjanji selalu ada bersama mereka.

Pak Gunawan dan Bu Itje memiliki dua buah jagoan, Satya dan Cakra. Sayangnya sang bapak terkena penyakit kanker dan umurnya tinggal satu tahun lagi bersama keluarga kecilnya. Di sisa hidupnya, Bapak tercetus ide untuk membuat video kepada anak-anaknya. Mungkin bapak tidak bisa membimbing dan membesarkan anak-anaknya secara langsung, tapi beliau bisa membuat kedua jagoannya menjadi orang yang berguna untuk orang yang disayangi, diri sendiri, dan orang lain.

Sejak sang bapak meninggalkan mereka bertiga, awalnya Ibu Itje yang membimbing mereka untuk menonton video dari bapak. Lama-kelamaan Satya dan Cakra selalu bersemangat dan melupakan hari sabtu untuk bermain dengan menonton video dari bapak. Hingga akhirnya kedua jagoan mereka berubah menjadi pria dewasa yang sudah siap berpetualang. Satya dan Cakra menyalin video-video bapak kedalam hardisk masing-masing, dan membawanya bersama mereka.

Cakra yang diusianya yang sudah menginjak kepala tiga, masih belum bisa mendapatkan jodohnya. Satya yang sudah menjadi seorang suami dan bapak untuk ketiga anaknya pun, harus bisa melakukan tugasnya dengan baik sebagaimana Bapaknya ajarkan. Dan Ibu Itje yang harus berjuang membesarkan kedua anaknya dengan penuh kasih sayang tanpa pamrih.

Awalnya kepincut novel ini karena ada kata ‘Bapak’ dan kebetulan aku suka sekali dengan tokoh itu. Aku sangat mengagumi sosok seorang ayah yang berperan sangat luarbiasa dalam keluarga. Dan ketika aku baca novel ini, sosok seorang ayah ternyata lebih sangat luarbiasa sekali. Mulai dari seorang pria dewasa yang sudah siap menikah, tapi juga harus menyiapkan segalanya untuk masuk ke dalam babak selanjutnya dalam pernikahan dan berkeluarga.

Di novel ini seorang pria diajarkan bagaimana dalam mengejar cinta dengan menjadi dirinya sendiri. Mencari jodoh bukan hanya sekedar saling melengkapi, tetapi kedua belah pihak harus bisa saling solid dan sama-sama kuat. Dan saya suka bagian Cakra saat bilang kalau Ayu adalah perhiasan dunia dan akhiratnya. (Bisa di cek hlm 229).

Seorang pria juga harus punya planning yang matang sebelum menikahi kekasihnya. Jangan sampai terlambat dalam menyusun hal tersebut. Seorang pria harus bisa menyusun keuangan masa depannya nanti. Nggak mungkin kan kalau nanti setelah menikah sang suami nggak bisa mencukupi sang istri dan anak-anaknya. Tapi itulah tugas suami dan kepala keluarga.

Setelah melalu tahap tersebut, si pria akan menjadi seorang suami sekaligus menjadi seorang bapak kelaknya. Seperti Satya yang menjadi seorang bapak dan suami, dia harus bisa menahan egonya sendiri. Dia adalah seorang kepala keluarga yang harus bisa mendidik anak-anaknya dengan cara yang benar dan memberi istrinya perhatian. Bahwa sang anak tidak bisa dimarahi hanya karena anak-anaknya tidak bisa melakukan apa yang sang bapak pinta. Dan sang suami tidak bisa menuntut sang istri untuk memasak seenak masakan ibunya dan menajaga rumah tetap rapih, padahal dirumah mereka memiliki tiga anak.

Di novel ini memang banyak bahasannya tentang menjadi seorang pria yang baik dan bertanggung jawab. Tapi, saya banyak mengambil beberapa pelajaran mengenai mencari cowok yang baik, tentang parenting, tentang sosok seorang bapak yang baik, dan arti kekeluargaan yang sesungguhnya.

Saya merasa masih banyak orang tua yang belum bisa mendidik anak-anaknya dengan benar. Seperti kita harus bisa membela yang baik. Tidak memaksa anak sulung untuk selalu berbuat dan memberi contoh yang baik untuk adik-adiknya. Tidak memprotektifkan anak saat sedang bermain, karena anak-anak bermain di luar ruangan jatuh dan lecet itu adalah hal yang wajar.

Buat novel ini adalah sebuah novel yang high recommended dan saya beri 5/5 bintang.



Komentar

Lea' Life Journal mengatakan…
hmmmm tertarik buat beli deh hihihi... makasih review nya ya :D

Postingan Populer